“Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi. Gantungkan yang tinggi agar semua terjadi.” (Hidup Berawal dari Mimpi, Bondan-Fade2Black)
Jalur pendidikan yang dimasukinya selepas SMA memang bukan jurusan seni ataupun musik, melainkan Sastra Belanda di Universitas Indonesia. Tapi kecintaannya terhadap musik membuatnya menjadi musisi yang patut diperhitungkan. Mengawali karir sebagai penyanyi cilik di era 1980-an, anak muda yang akrab disapa Mr. B ini memasuki arena dunia hiburan dengan hitsnya Si Lumba-Lumba. Sejak itu, nama Bondan sebagai penyanyi cilik meroket. Setelah mengeluarkan 7 album, Bondan kecil berhenti bernyanyi di sekitar tahun 1995-an karena suaranya mulai berubah, memasuki usia puber. Meski sempat menghilang, Bondan kembali muncul pada 1999. Kali ini bukan lagi penyanyi cilik melainkan menjelma menjadi seorang bassist dari band bernama Funky Kopral.
Biodata Bondan Prakoso
Lelaki yang memiliki nama lengkap Bondan Prakoso ini lahir pada 8 Mei 1984. Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Lili Yulianingsih dan Sisco Batara. Ayahnya juga seorang musisi dan menularkan tradisi bermusik kepada anak-anaknya. Menginjak remaja, Bondan tetap bermusik bersama grup band kakaknya, Blend. Di band itu, Bondan berposisi sebagai pemain gitar. Sejak naik kelas 3 SMP, Bondan mulai tertarik instrumen bass setelah diperkenalkan oleh kawan ayahnya yang juga seorang pemain bass. Ia mulai rajin mempelajari teknik-teknik bermain bass yang baik dan benar, saat itu Bondan masih kelas 3 di SMA Islam Harapan Ibu, Jakarta. Faktor yang paling membuatnya tertarik beralih dari gitar ke bass adalah saat ia mendengarkan lagu-lagu dari Red Hot Chili Peppers (RHCP), seperti Soul to Squeeze dan Aeroplane. Menurutnya, bass memiliki bunyi yang unik. Selain berposisi di tengah-tengah (memainkan tempo dan rhythm), bass juga bisa berada di depan memainkan melodi.Sumber inspirasinya jelas Flea, pembetot bass RHCP, dan ngulik-ngulik teknik permainan bass dari beberapa musisi lain. Karena banyak dipengaruhi permainan Flea yang mengandalkan teknik-teknik melodis, Bondan pun juga berada di jalur yang sama. Bondan juga sempat mengenyam kursus musik, namun hanya sebulan berhenti dan lebih memilih belajar sendiri. Selain sedikit banyak dipengaruhi oleh ayahnya yang musisi, Bondan hanya berlatih sekitar 2-3 jam sehari, paling lama sekitar 6 jam. Bondan sendiri mengaku tidak tahu apakah teknik bass yang ia mainkan sudah benar apa belum secara teori. Anak kedua dari tiga bersaudara ini lebih mengandalkan insting dan keyakinan. Membetot bass harus memakai jiwa, harus main hati. Bondan memainkan instrumennya sesuai yang didengar dan dilihatnya.
Selain bergabung dengan band kakaknya, Bondan juga berpetualang mencari sesuatu yang baru di luar band itu. Ia sering melakukan jam session dengan grup-grup band lainnya, salah satunya adalah band yang bernama WR Supratman. Bersama band itu ia mendapat predikat sebagai Pemain Bass Terbaik di ajang Tawuran Levi’s tahun 1998.
Titik Balik Bondan Prakoso
Mulailah terpikir untuk membentuk band sendiri. Bersama empat orang kawannya, Anggara Mulia (vokal), Arlonsy Miraldi (gitar/backing vokal), Kristo Perwira (gitar), Bobbi Wibowo (drummer), serta Bondan sendiri pada bass, terbentuklah Funky Kopral di sekitar tahun 1998-1999. Segera setelah terbentuknya band ini, Bondan semakin menorehkan dirinya sebagai seorang pemain bass handal. Ia berhasil merebut perhatian jutaan masyarakat Indonesia dengan teknik-teknik tingkat tinggi ala Flea.Ciri khas permainan bass Bondan adalah insting liar dan teknik yang tak bisa dibilang mudah, cukup berbeda dengan para musisi bass lain yang kebanyakan memainkan bass sebagai unsur pengiring dan bermain tempo. Apalagi setelah album kedua Funky Kopral diluncurkan, Bondan memukau para penggemarnya di lagu Funchopat, yang memadukan antara gitar dan bass secara berbarengan. Bersama Funky Kopral, Bondan meluncurkan tiga album yaitu dua album yang diciptakan oleh Funky Kopral sendiri, dan satu album yang dikerjakan bareng Setiawan Djody di tahun 2002. Selepas itu, Funky Kopral guncang dan Bondan memutuskan hengkang dari band yang sudah membesarkan namanya itu.
Setelah tiga tahun vakum dari hingar bingar musik tanah air, Bondan kembali membuat gebrakan pada 2005 bersama Fade2Black. Bersama grup Hip Hop asal Bogor yang beranggotakan Tito, Ari dan Eza, ini Bondan menelorkan album bertajuk Respect. Kolaborasi ini menawarkan musik yang berbeda dari kebanyakan jenis musik yang sedang tren di Indonesia. Musik yang diusung Bondan bersama Fade2Black beragam, mulai dari alternatif, pop, rock, funk metal, college rock, rap-rock, hingga rap keroncong. Suatu paduan yang aneh namun kreatif.
Dalam pengerjaannya, Bondan bertindak sebagai leader dan frontman, menggawangi segala posisi, baik sebagai produser, memainkan seluruh instrumen musik, hingga programming dan samplingnya. Sedangkan Fade2Black kebagian peran sebagai penyanyi rap-nya saja, dan kadangkala membuat lirik. Album "Respect" mendapat respons positif dari publik dan mereka segera menggodok album kedua yaitu "Unity". Ada yang hebat di album ini, yakni lagu andalan mereka yang berjudul Kroncong Protol. Pada lagu ini terjadi persilangan antara keroncong dengan rap. "Ingin membuat sesuatu yang Indonesia banget," tutur Bondan tentang lagu Kroncong Protol ini.
Pada 2005, Bondan bermain di satu panggung bersama 13 pemain bass dalam satu tema Bass Heroes. Tercatat ada jajaran bassis terkemuka seperti Thomas Ramdhan (GIGI), Bongky (BIP), Rindra (Padi), Adam (Sheila on 7), Nissa (Omlette), Ronny(Cokelat), dan lainnya. Dalam even itu, Bondan memainkan komposisi ciptaannya sendiri berjudul Psychedelic Sub Rhythm. Tampilnya Bondan sejajar dengan bassist-bassist terkemuka di negeri ini merupakan bentuk pengakuan publik bahwa Bondan merupakan musisi muda yang disegani. Bondan sendiri bertekad mengubah citra bass yang selama ini hanya menjadi alat pendukung, bisa juga memimpin dengan memainkan melodi bernada rendah yang enak didengarkan. “Buktinya sekarang bass bisa tampil ke depan,” tuturnya.
0 komentar:
Post a Comment