Waktu terus berlalu, seiring langkahku / Yang coba ‘tuk lewati hari demi hari. ("Bagian Yang Hilang"/Funky Kopral)
Medio akhir Maret 1999, demam musik beraliran funk dan rock melanda pecinta musik tanah air. Siapa yang mendendangkan lagu yang digadang-gadang banyak kalangan merupakan band masa depan ini? Tak lain tak bukan, adalah Funky Kopral. Sebuah band asal Jakarta yang didirikan kwartet anak muda berusia belia. Berawal dari kecintaan mereka bermain musik, bersepakatlah mereka berempat membentuk Funky Kopral. Empat orang punggawa yang memotori band ini adalah Bondan Prakoso (Bass), Anggara Mulia (vocal), Arlonsy Miraldi (gitar), Kristo Perwira (gitar) dan Bobbi Wibowo (drum). Jajaran musik Indonesia menyediakan tempat untuk mereka sebagai band yang memiliki kekhasan sendiri.
Biografi Funky Kopral
Embrio Funky Kopral terbentuk sekira 1996, tatkala Arlonsy, Bondan dan Kristo yang satu SMP membangun sebuah band. Band no name ini bubar jalan selepas mereka lulus. Setelah berpisah sekian lama, tiba-tiba muncul pikiran untuk jalan bareng lagi dalam satu band. Maka, Angga dan Bobbi dicomot menjadi drummer dan vokalis. Selama pisah ternyata kemampuan skill di antara mereka semakin terasah. Bahkan Bondan—yang memang mantan penyanyi cilik itu—semakin lihai membetot bass, sedangkan Arlonsy dan Kristo semakin jago mencabik gitar.Meski sudah gabung lagi, band mereka masih no name. Penghujung 1 Desember 1997, tercetuslah ide untuk memberi band nama Funky Kopral. Ceritanya band ABG ini akan manggung di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) kompleks Taman Ismail Marzuki, di tengah jalan mereka berpikir masalah nama bandnya. Setelah berpikir keras, akhirnya Kristo nyeletuk, “Gimana kalau Kopral saja? Kopral kan pangkat termuda dalam ketentaraan.” Terilhami dari mudanya band yang baru terbentuk ini. Kalimat tersebut segera disambar personel lainnya. “Selain itu, lagipula kita anak-anak muda yang funky.” Luapan ide itu digabung-gabungkan menjadi satu dan dipas-paskan menjadi Funky Kopral. Artinya Kopral (Anak-anak Muda) yang funky gitu loh...
Tidak seperti band lainnya yang mengalami kesulitan saat menuju dapur rekaman. Funky Kopral hanya membutuhkan waktu dua tahun untuk bisa menelorkan album perdananya, Funchopat. Sebenarnya saat menyodorkan pada label, Universal Music Indonesia, mereka hanya punya dua buah lagu. Namun, lewat dua lagu yang ditawarkan (u dan Pesta Funky) itu, mereka langsung diterima tanpa proses audisi secara live lagi. Hebat! Tak pelak Oktober 1999 album perdana mereka meretas.
Album ini diselesaikan dalam waktu empat bulan dengan 35 shift waktu rekaman, dan mengambil waktu malam hari. Karena rata-rata personel Funky Kopral masih berseragam sekolah semua. Kecuali Bobbi yang memang sudah berstatus mahasiswa. Keluarnya album ini di pasaran disambut antusias oleh pasar musik Indonesia, yang merindukan lagu-lagu yang memiliki nge-beat, tanpa meninggalkan performa teknik permainan. Vokal yang ngerap ala Angga ditambah duo gitar Arlonsy dan Kristo membuat irama musik Funky Kopral semakin rancak.
Namun, “nyawa” Funky Kopral sesungguhnya adalah Bondan Prakoso—putra pasangan Lili Yulianingsih dan Sisco Batara—yang bakat bermusiknya diwariskan dari bapaknya (baca juga: Biodata Bondan Prakoso). Lewat sentuhan jari-jemarinya, bass yang biasanya hanya dimainkan di dalam grup band sebagai pemain tengah—penjaga irama, bisa juga tampil ke depan memimpin. Dengan memainkan melodi dan teknik-teknik yang sangat sulit. Maklum, sebelum membentuk Funky Kopral, Bondan telah dikondisikan oleh kakaknya dengan lagu-lagu beraliran funk seperti Red Hot Chili Papers.
Setelah merilis album pertama tahun 1999, Funky Kopral merilis album kedua dengan tajuk Funkadelic Rhythm and Distortion pada 2000. Berbeda dengan album sebelumnya, format band ini berubah dengan hanya menyisakan empat orang personelnya, sebab Kristo Perwira memutuskan hengkang dari band sebelum album kedua kelar. Album Funkadelic Rhythm and Distortion masih berada di bawah naungan Universal Music Indonesia dengan dua judul lagu andalan, Bagian yang Hilang dan Drop Dead Down. Perubahan format masih terus terjadi. Setelah Kristo Perwira keluar, giliran Arlonsy Miraldi atau yang akrab disapa Oncy hengkang dari band. Dua tahun berikutnya, Oncy bergabung dalam band Ungu. Kekosongan posisi pemain gitar pun diisi oleh additional player, yakni Iman Taufik Rachman.
Setahun setelah pergantian player, tepatnya tahun 2001, Funky Kopral kembali masuk studio rekaman. Kali ini mereka pindah label ke Airo Records. Album ketiga yang bertajuk Misteri Cinta sedikit istimewa karena menggandeng musisi kenamaan Setiawan Djodi. Lagu andalan dalam album ini adalah Misteri Cinta dan Tokek. Setelah merampungkan album ini tahun 2003, Funky Kopral memutuskan vakum, bisa disebut bubar. Iman memutuskan keluar dan membentuk band J-Rocks (baca: Biografi J-Rocks Band) dan Bondan Prakoso pun juga punya proyek lain yaitu Bondan & Fade2Black.
Memang band ini keluar lagi tahun 2006 dengan format personel baru, yaitu Echank dan Ilham (adik kandung Iman), tapi momen Funky Kopral sudah lewat. Praktis Funky Kopral telah kehilangan taji dan kekuatan. Terlebih aliran musik mereka banyak mengalami perubahan.
0 komentar:
Post a Comment