Sebelumnya baca sinopsis drama Razia Sultan ep 29. Razia memutuskan berangkat ke Ghaznia untuk menghentikan perang. Karena tidak mendapatkan izin dari Shamshad dan Qutub, dia pergi diam-diam walaupun telah meletakkan surat di kantong baju Nasir. Di sisi lain, Althunia siap meninggalkan dunia hitam pimpinan Haji Jamal. Apa yang terjadi selanjutnya? Berhasilkah Razia sampai ke Ghaznia? Apakah Haji Jamal akan membiarkan Althunia pergi begitu saja?
Dbiografi.com – Razia Sultan episode 30 dimulai dengan Razia yang mulai bisa berkuda. Chanda memuji Razia yang fokus dengan tujuannya, dan mengungkapkan kekhawatirannya soal Fathima yang mungkin saja ngember pada orang-orang di istana tentang keberangkatan mereka ke Ghazni. Namun, Razia yakin bila Fathima takkan ngember soal itu.
*
Di istana, Fathima mengatakan kepada Nasir dan lainnya kalau Razia pergi ke Delhi untuk menghentikan perang. Shamshad tidak percaya. Dia menuding Fathima berbohong. Fathima menegaskan jika dirinya sama sekali tidak berbohong. Dia memberitahu di kantun baju Nasir ada surat dari Razia, yang bisa membuktikan apakah dirinya bicara benar atau berdusta.
Nasir merogoh kantong bajunya dan membaca surat dari Razia. Dia membenarkan apa yang Fathima katakan bahwa Razia sedang menuju Delhi. Mendengar itu, Qutub jadi khawatir – takut terjadi apa-apa pada putrinya. Dia meminta Nasir untuk menyusul Razia dan menghentikan aksi nekat Razia.
*
Razia membasuh luka-lukanya di danau. Chanda merawat luka-luka Razia, dan tiba-tiba dia mulai menangis. Razia mengernyitkan dahi, bertanya pada Chanda apa yang telah terjadi? Chanda menjawab bahwa dirinya lupa mengikat kuda, sehingga kuda mereka pasti sudah pergi.
*
Althunia siap meninggalkan teman-temannya. Dia berkata mereka pasti akan bertemu lagi jika takdir telah membawa mereka untuk bertemu. Haji Jamal memberi Althunia koin perak.
Althunia menolak, karena koin perak itu lebih pantas diberikan kepada pejuang Haji Jamal yang terbaik. Tapi Haji Jamal mengatakan kalau Althunia-lah pejuang terbaiknya nomor wahid. Karena Haji Jamal bilang begitu, Althunia menerimanya dan pergi.
Pejuang lainnya mempertanyakan pemberian koin perak itu pada Haji Jamal, kenapa Althunia bisa mendapatkan koin prestisius itu, padahal merekalah yang telah setia melayani Haji Jamal selaa bertahun-tahun? Dengan ringan Haji Jamal menjawab kalau mereka bisa mendapatkan koin perak itu jika berhasil merebutnya dari tangan Althunia dengan berbagai cara, termasuk membun*hnya sekalipun. Mereka berkata bahwa Althunia adalah teman masa kecil mereka, bagaimana mereka bisa membunuh Althunia? Haji Jamal memberitahu kalau mereka adalah bagian keluarga pejuang. Siapapun orang yang pergi, berarti bukan bagian dari mereka lagi! Karena itu, Althunia boleh dibun*h oleh mereka.
*
Chanda meminta maaf lagi pada Razia karena telah ceroboh tidak mengikat kuda. Razia meminta Chanda tidak menyalahkan diri sendiri dan meyakinkan jika mereka akan tetap sampai ke Ghazni apapun yang terjadi. Dia mengimbuhi kalau Chanda telah berusaha semampunya, tapi apa daya Tuhan berkehendak lain - membuat kuda kabur. Dia meminta Chanda untuk memikirkan langkah selanjutnya yaitu mencari kuda itu.
*
Sultan Khwacha melihat Nasir dan tentaranya hendak pergi. Dia mendekat dan bertanya kemana Nasir mauergi? Nasir menjawab bahwa dirinya mau menjemput Razia yang saat ini tengah dalam perjalanan menuju Delhi. Sultan Khwacha tidak mengizinkan hal tersebut, sebab bila Nasir ke sana, bukan tidak mungkin Sultan Iltutmish tahu dan akan membun*hnya. Nasir berpikir tidak mungkin Ayahnya sekejam itu, menyerang pria tak bertentara.
Sultan Khwacha tidak mau Nasir mengambil risiko itu. Biar bagaimanapun Sultan Iltutmish telah mencap Nasir sebagai pengkhianat dan mengirimkan tentara untuk membun*hnya. Terus bagaimana mereka bisa mempercayai Sultan Iltutmish? Sebagai gantinya, dia akan mengirimkan tentara untuk menjemput Razia Shamshad muncul dan membenarkan apa yang Sultan Khwacha katakan.
*
Sewaktu mencari kuda yang hilang Razia memayungi Chanda. Itu membuat Chanda tersanjung, karena seorang pelayan seperti dirinya diperhatikan oleh Razia. Sebaliknya, Razia tidak menganggap Chanda sebagai pelayan, tapi teman.
Mereka berdua melihat seorang pria muncul – pria ini telah membuntuti mereka sebelumnya. Razia bertanya siapa pria itu? Dia mendapat jawaban dari pria itu yang tidak berhubungan dengan pertanyaan Razia. Pria itu menjawb kalau tak seorang pun akan menyelamatkan Razia dan Chanda, sebab tempat itu adalah lembah kematian.
Bersambung ke sinopsis Razia Sultan episode 31.
Sinopsis Razia Sultan Episode 30
Dbiografi.com – Razia Sultan episode 30 dimulai dengan Razia yang mulai bisa berkuda. Chanda memuji Razia yang fokus dengan tujuannya, dan mengungkapkan kekhawatirannya soal Fathima yang mungkin saja ngember pada orang-orang di istana tentang keberangkatan mereka ke Ghazni. Namun, Razia yakin bila Fathima takkan ngember soal itu.
*
Di istana, Fathima mengatakan kepada Nasir dan lainnya kalau Razia pergi ke Delhi untuk menghentikan perang. Shamshad tidak percaya. Dia menuding Fathima berbohong. Fathima menegaskan jika dirinya sama sekali tidak berbohong. Dia memberitahu di kantun baju Nasir ada surat dari Razia, yang bisa membuktikan apakah dirinya bicara benar atau berdusta.
Nasir merogoh kantong bajunya dan membaca surat dari Razia. Dia membenarkan apa yang Fathima katakan bahwa Razia sedang menuju Delhi. Mendengar itu, Qutub jadi khawatir – takut terjadi apa-apa pada putrinya. Dia meminta Nasir untuk menyusul Razia dan menghentikan aksi nekat Razia.
*
Razia membasuh luka-lukanya di danau. Chanda merawat luka-luka Razia, dan tiba-tiba dia mulai menangis. Razia mengernyitkan dahi, bertanya pada Chanda apa yang telah terjadi? Chanda menjawab bahwa dirinya lupa mengikat kuda, sehingga kuda mereka pasti sudah pergi.
*
Althunia siap meninggalkan teman-temannya. Dia berkata mereka pasti akan bertemu lagi jika takdir telah membawa mereka untuk bertemu. Haji Jamal memberi Althunia koin perak.
Althunia menolak, karena koin perak itu lebih pantas diberikan kepada pejuang Haji Jamal yang terbaik. Tapi Haji Jamal mengatakan kalau Althunia-lah pejuang terbaiknya nomor wahid. Karena Haji Jamal bilang begitu, Althunia menerimanya dan pergi.
Pejuang lainnya mempertanyakan pemberian koin perak itu pada Haji Jamal, kenapa Althunia bisa mendapatkan koin prestisius itu, padahal merekalah yang telah setia melayani Haji Jamal selaa bertahun-tahun? Dengan ringan Haji Jamal menjawab kalau mereka bisa mendapatkan koin perak itu jika berhasil merebutnya dari tangan Althunia dengan berbagai cara, termasuk membun*hnya sekalipun. Mereka berkata bahwa Althunia adalah teman masa kecil mereka, bagaimana mereka bisa membunuh Althunia? Haji Jamal memberitahu kalau mereka adalah bagian keluarga pejuang. Siapapun orang yang pergi, berarti bukan bagian dari mereka lagi! Karena itu, Althunia boleh dibun*h oleh mereka.
*
Chanda meminta maaf lagi pada Razia karena telah ceroboh tidak mengikat kuda. Razia meminta Chanda tidak menyalahkan diri sendiri dan meyakinkan jika mereka akan tetap sampai ke Ghazni apapun yang terjadi. Dia mengimbuhi kalau Chanda telah berusaha semampunya, tapi apa daya Tuhan berkehendak lain - membuat kuda kabur. Dia meminta Chanda untuk memikirkan langkah selanjutnya yaitu mencari kuda itu.
*
Sultan Khwacha melihat Nasir dan tentaranya hendak pergi. Dia mendekat dan bertanya kemana Nasir mauergi? Nasir menjawab bahwa dirinya mau menjemput Razia yang saat ini tengah dalam perjalanan menuju Delhi. Sultan Khwacha tidak mengizinkan hal tersebut, sebab bila Nasir ke sana, bukan tidak mungkin Sultan Iltutmish tahu dan akan membun*hnya. Nasir berpikir tidak mungkin Ayahnya sekejam itu, menyerang pria tak bertentara.
Sultan Khwacha tidak mau Nasir mengambil risiko itu. Biar bagaimanapun Sultan Iltutmish telah mencap Nasir sebagai pengkhianat dan mengirimkan tentara untuk membun*hnya. Terus bagaimana mereka bisa mempercayai Sultan Iltutmish? Sebagai gantinya, dia akan mengirimkan tentara untuk menjemput Razia Shamshad muncul dan membenarkan apa yang Sultan Khwacha katakan.
*
Sewaktu mencari kuda yang hilang Razia memayungi Chanda. Itu membuat Chanda tersanjung, karena seorang pelayan seperti dirinya diperhatikan oleh Razia. Sebaliknya, Razia tidak menganggap Chanda sebagai pelayan, tapi teman.
Mereka berdua melihat seorang pria muncul – pria ini telah membuntuti mereka sebelumnya. Razia bertanya siapa pria itu? Dia mendapat jawaban dari pria itu yang tidak berhubungan dengan pertanyaan Razia. Pria itu menjawb kalau tak seorang pun akan menyelamatkan Razia dan Chanda, sebab tempat itu adalah lembah kematian.
Bersambung ke sinopsis Razia Sultan episode 31.